Jakarta International Customer Service Institute (JICSI)

PENTINGNYA PERILAKU, SIKAP DAN MINDSET BAGI CUSTOMER SERVICE PROFESIONAL

PENTINGNYA PERILAKU, SIKAP DAN MIDSET BAGI CUSTOMER SERVICE PROFESIONAL

Dunia customer service tidak henti hentinya membenahi diri demi meningkatkan pelayanan yang diberikan kepada pelanggan, Seperti yang sudah kita ketahui bersama, dalam menghadapi era persaingan business yang begitu ketat, segala macam cara yang dilakukan oleh perusahaan untuk merebut hati pelanggan, mulai dari meningkatkan efisiensi dan efektifitas perusahaan telah dilakukan. Hingga yang terahir dilakukan oleh perusahaan untuk merebut hati pelanggan mereka dengan cara meningkatkan pelayanan masing masing industry. Mulai pelayanan yang diberikan secara langsung oleh manusia hingga menggunakan teknologi seperti yang telah kita ketahui bersama.

Kali ini JAKARTA INTERNATIONAL CUSTOMER SERVICE yang sering kita dengar dengan singkatan JICSI, mencoba untuk membahas dari sisi manusianya atau yang dikenal dengan customer service profesionalismenya. JICSI dalam pelatihan-pelatihannya di customer service sering mengatakan kepada para peserta pelatihan untuk terus menerus melakukan transformasi mental, transformasi mental ini sangat penting bagi rekan-rekan yang menggeluti karir di dunia customer service. Transformasi mental kali ini JICSI menyoroti dari segi PERILAKU, SIKAP, DAN MINDSETNYA.

Untuk menjadi kan customer service lebih professional lagi tentunya perlu meningkatkan qualitas sumeber daya manusia atau dalam tulisan ini disebut dengan orang orang yang berkecimpung langsung di di dunia pelayanan atau yang disebut dengan customer service professional.

Kali ini kita akan memulai membahas dari segi pola pikir atau sikap (attitude) berikut ini ada beberapa pola pikir/sikap atau attitude customer service yang perlu untuk di tingkatkan

  1. Kebiasaan terlambat: Kebiasaan ini harus dihilangkan, karena pelanggan akan menilai anda sebagai customer service yang professional atau tidak. Dan perlu kalian ketahui bahwa pelanggan kalian itu datang dari berbagai tempat yang mungkin sangat jauh dari tempat kalian, mereka telah mempersiapkan waktu untuk bertemu karena ada sesuatu yang ingin di sampaikan, bayangkan jika kalian diposisi pelanggan, kalian sudah berjanji untuk bertemu dengan customer service dan kalian sebagai customer service tidak menepati janji waktu yang sudah disepakati, bagaimana perasaan kalian?
  2. Quick to Judge: Terlalu gampang menilai negative pada pelanggan melalui penampilan atau apa yang terlihat pada pelanggan atau dengan cara pelanggan berkomunikasi. Tentunya penilaian yang bersifat instant tersebut akan berdampak pada kualitas pelayanan kalian nanti. Perlu untuk kita ketahui bersama bahwa “Gampang menilai/percaya apa yang dilihat atau yang didengar merupakan salah satu gejala ketidak cerdasan seseorang. Oleh karena itu lambatlah untuk berkomentar, lihat terlebih dahulu secara keseluruhan sebelum menarik suatu kesimpulan. Orang yang cerdas akan percaya 50% dari apa yang dia lihat, baca, dan dengar. Sisanya harus memberitahu kebenaran dengan data dan fakta.
  3. Follow up and updating. Pernah kah kalian di complain oleh pelanggan karena pelanggan kalian merasa tidak puas dengan pelayanan yang kalian berikan? Dan ketika pelanggan tersebut mengungkapkan komplainnya, pernahkah kalian mencoba mendiskusikan kembali permasalah yang di alami oleh pelanggan tersebut dan mencari solusinya sehingga setiap ada permasalah yang sama timbul kembali akan dapat di selesaikan pada saat itu juga tanapa perlu menunggu terlalu lama pada pelanggan, atau lupa untuk melakukan follow up ? bagi JICSI sendiri sering mengingatkan kepada para peserta pelatihan customer service bahwa  akar dari lupa untuk follow up ialah malas dan kurang bertanggung jawab, ingat pelanggan kita itu tidak semua bodoh, pelanggan yang cerdas secara intelektual juga ada. Hati hati lah dalam bersikap.
  4. Sweet talker: Tidak punya nyali atau tidak enak hati untuk menolak justru bisa merugikan orang lain. Misalnya customer service berjanji akan menghubungi pelanggan kembali dalam waktu 1 x 24 jam terkait dengan permasalahannya, sebenarnya permasalahan pelanggan tersebut bisa disele3saikan 2 x 24 jam, karena merasa tidak enak hati kalian mengatakan 1 x 24 jam. Justru harapan palsu inilah yang akan menyakiti hati pelanggan, belajarlah bernyali untuk mengatakan sesungguhnya dengan baik. Being sweet is a good character, but being a good talker is not. Integritas kita justru dinilai dari bagaimana kita mempertanggung jawabkan perkataan kita. Sukses untuk kalian